MPnews.Medan - Dalam bahasa Indonesia, mental adalah berbicara tentang batin atau watak yang dimiliki setiap orang. Mental menentukan juga siapa diri kita kedepannya. Sebagai orang yang bertumbuh dengan benar, pasti memiliki mental yang kuat dalam batin dan watak masing-masing. Artinya mental orang percaya adalah mental pemenang dan bukan pecundang. Masa-masa sekarang(akhir jaman) adalah masa-masa yang dapat juga menguras mental kita didalam Tuhan. Mental kita akan teruji dengan keadaan dan situasi yang kita alami sekarang. Oleh sebab itu pastikan kita mempertahankan mental kita dengan baik. Sering saya lihat, masih banyak orang-orang percaya masih memiliki 'mental' yang tidak seharusnya dimiliki oleh orang percaya. Mental dimana mental tersebut terbentuk dikarenakan harta, jabatan, keinginan, sakit penyakit, dan lain-lain, sehingga mentalnya mudah menyerah, putus asa, dan takut. Oleh sebab itu kita akan belajar dari ayat nats, bagaimana seharusnya mental orang percaya dalam menghadapi hidup didunia ini.
1. Mental yang berani keluar dari zona nyaman(menjadi dampak) (Matius 19:21).
Jika kita sudah membaca ayat nats dengan baik, maka dalam ayat 21, kita dapat melihat Yesus berkata yang pertama yang harus dilakukan pemuda tersebut adalah 'pergilah". Artinya Yesus memang ingin kita melakukan Firman Tuhan dengan baik, namun yang lebih penting adalah kita harus berani keluar dari zona nyaman kita atau menjadi dampak bagi orang lain. Yesus ingin anak muda tersebut keluar dari dalam zonanya(keadaan kayanya). Yesus ingin anak muda tersebut bahwa jangan hanya karena dia kaya(zona nyaman), dia bisa melakukan apapun. Artinya, zona nyaman adalah zona kesombongan untuk kita tidak mau melakukan sesuatu yang lebih untuk menjadi dampak bagi orang lain. Jadi jelas, Yesus bukan bermaksud untuk membuat anak muda tersebut menjadi miskin, tetapi Yesus menekankan agar anak muda yang kaya tersebut memiliki mental yang melakukan firman Allah bukan hanya ketika dia kaya, tetapi juga melakukan firman Tuhan dengan keadaan apapun. Seringkali kita sebagai orang percaya, hanya melakukan Firman Tuhan hanya ketika kita berada dalam zona nyaman kita. Kita berani keluar dari zona nyaman kita, dikarenakan mental kita masih belum siap. Kita masih merasa takut, kawatir untuk keluar dari zona nyaman kita. Yesus tekankan dalam ayat 21 bagian terakhir, ada kata 'kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku'. Artinya ketika kita keluar dari zona nyaman kita, Yesus juga beserta kita. Jadi jangan takut untuk keluar, karena ketika kita keluar dari zona nyaman kita, maka kita akan menjadi dampak bagi orang lain.
2. Mental berkorban(Matius 19:21).
Kita bisa lihat apa yang Yesus mau dalam ayat ini, dimana ada dikatakan'juallah segala milikmu'. Artinya Yesus mau anak muda kaya tersebut untuk mau berkorban memiliki mental yang takut akan kehilangan sesuatu sehingga menghalangi dia untuk mengikuti Tuhan. Artinya sebenarnya Tuhan ingin melihat bagaimana respon kita didalam berkorban, apakah kita lebih mementingkan perusahaan, ladang, keinginan, jabatan, gengsi, daripada mengikuti Tuhan atau beribadah kepada Tuhan. Jadi mental kita seharusnya tidak memiliki rasa kawatir atau kehilangan dalam memiliki segala sesuatu, karena mengikuti Tuhan adalah yang terutama yang harus kita lakukan sebagai orang percaya.
3. Mental memberi(Matius 19:21).
Dalam ayat 21 ada perkataan Firman Tuhan 'berikanlah'. Ini yang Yesus ingin anak muda yang kaya, yang rajin beribadah, taat orang tua tersebut, yaitu memberi kepada orang yang membutuhkan. Jadi jelas, bahwa orang muda tersebut memang bagus dalam beribadah, berdoa, taat, ikut kegiatan-kegiatan rohaniawan, namun sulit untuk memberi, memberkati(pelit). Artinya, Firman Tuhan menekankan kita, bahwa jangan biarkan harta kekayaan, keadaan, jabatan, gengsi, menghalangi kita untuk memberi, sehingga kita takut kekurangan ketika memberi. Dalam Kisah Para Rasul 20:35, memberi harus menjadi gaya hidup orang percaya. Firman Tuhan juga menekankan ketika memberi berilah kepada orang 'miskin'( ayat 21). Artinya Yesus menekankan ketika memberi pastikan kita memberi kepada orang yang tepat(membutuhkan). Orang 'miskin' adalah orang yang bukan hanya membutuhkan makanan, minuman atau uang, tetapi orang yang juga membutuhan waktu, suport, dorongan, untuk kita berikan kepada mereka yang membutuhkan. Artinya jangan biarkan kekayaan kita, jabatan kita, menghalangi kita untuk melayani orang lain yang membutuhkan waktu kita. Oleh sebab itu pastikan kita memiliki mental yang memberi dengan segala keadaan apa adanya kita, bukan ada apanya kita.
Kesimpulan: Jadi pastikan kita memiliki mental sebagai orang percaya yang benar, , maka kita akan mampu melewati segala situasi ataupun keadaan yang Tuhan izinkan untuk kita lalui. Jangan biarkan zona nyaman kita membuat kita takut untuk melakukan sesuatu didalam Tuhan. Oleh sebab itu, pastikan kita memiliki juga mental yang berani berkorban dan memberi. Maka apapun yang kita hadapi dalam jaman akhir ini akan mampu kita lewati, sebab mental kita sudah siap untuk menghadapinya. Amin
Ev. Ariston Napitupulu