MPnews.Medan - Setiap kita sebagai orang percaya, tidak bisa lepas daripada pelayanan atau melayani Tuhan. Artinya sebagai orang percaya kita tidak cukup hanya menjadi orang yang hanya mengikuti ibadah-ibadah atau kegiatan-kegiatan kerohanian saja. Kesadaran diri kita sebagai orang percaya sudah seharusnya melayani Tuhan menjadi bagian gaya hidup kita. Pertanyaannya, bagaimana kita harus menjadi pelayanan atau melayani menurut kehendak Allah?
1. Allah menghendaki kita menjadi pelayan yang bukan mempromosikan diri kita, tetapi dipromosikan Tuhan. Matius 20:21-23
Dari ayat ini saya mendapati bahwa Tuhan Yesus melihat dimana pengajuan diri daripada ibu murid Tuhan Yesus untuk mengajukan suatu posisi bagi anak-anaknya, yang dimana Tuhan Yesus menjelaskan bahwa posisi yang diajukan oleh ibu tersebut tidak semudah apa yang dia kira. Dalam ayat 23 dikatakan posisi tersebut "akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa Ku telah menyediakannya". Artinya promosi itu dari Tuhan dan bukan dari diri kita sendiri. Namun tidak sedikit kita melihat bahwa ada banyak orang percaya jaman sekarang dalam melayani, berlomba-lomba dengan melakukan segala cara agar dirinya menonjol dihadapan orang lain, karena kita pikir dengan cara demikian maka kita akan di hormati dan sebagainya. Jadi pastikan kita dalam hal melayani dengan memiliki hati yang tulus, tanpa ada ambisi yang salah dalam hidup kita, karena promosi datangnya bukan daripada kita, tetapi daripada Tuhan.
2. Menjadi besar harus menjadi kecil. Matius 20:25-27.
Kita dapat melihat dimana Tuhan Yesus menggambarkan bahwa dalam pelayanan dalam dunia, berbeda dengan pelayanan didalam Tuhan. Dunia berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, tetapi bagi Tuhan untuk menjadi yang terbesar hendaklah kita menjadi terkecil. Artinya disini, Tuhan Yesus menghendaki kita dalam melakukan segala sesuatunya, hendaklah jangan ada pikiran atau motivasi yang ingin mengalahkan orang lain, agar lebih hebat dari orang lain, agar lebih di hormati dari orang lain. Jadi Tuhan Yesus menekankan kepada kita bahwa jika kita ingin menjadi yang terbesar, jangan berpikir kita harus dilayani, tetapi orang-orang yang terbesar didalam Tuhan, adalah orang-orang yang melayani.
3. Melayani Tuhan bukan berbicara status. Matius 20:28.
Dalam ayat ini kita dapat dimana Yesus Kristus Tuhan menjadikan diriNya teladan dalam hal melayani. Yesus adalah Allah, yang adalah Tuhan, Dia mampu melayani atau melakukan pelayanan didalam dunia ini, dengan tidak membawa-bawa statusNya sebagai Allah atau Tuhan. Artinya pelayanan bukan berbicara tentang siapa diri kita, tetapi berbicara tentang Tuhan saja. Namun ada banyak dalam dunia pelayanan, masih membawa-bawa statusnya, siapa dirinya, apa yang sudah dia lakukan dan sebagainya, sehingga hanya menunjukan kehebatannya sendiri dalam dunia pelayanan daripada menunjukan Allah itu sendiri didalam diri kita. Ada banyak orang dalam dunia pelayanan, tanpa sadar dan mungkin dengan kesadaran, hanya menonjolkan dirinya dan bukan Tuhan. Oleh sebab itu pastikan dalam melayani, kita menggambarkan atau menonjolkan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, maka secara otomatis promosi akan terus terjadi dalam hidup kita.
Kesimpulan: Jadi pelayan atau melayani yang Allah kehendaki adalah pelayanan yang dimana kita dengan tulus hati tanpa ada ambisi pribadi, karena kita bukan melayani diri kita, tetapi melayani Tuhah. Oleh sebab itu pastikan kita terus memiliki motivasi yang benar, yang dimana hanya Tuhan saja yang di besarkan dalam hidup kita. Pastikan kita menyadari bahwa pelayanan atau melayani Allah, tidak membawa-bawa status atau siapa diri kita, karena yang kita layani adalah Raja segala Raja, Tuhan, Allah kita yang hidup, maka promosi daripada Tuhan akan otomatis terjadi dalam hidup kita. Amin
Ev. Ariston Napitupulu S.Th