MPnews.Bengkalis - IWG, anak berusia 13 tahun diduga diculik dan dirampas haknya dari Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pada Maret 2023 lalu.
Terduga pelaku adalah Ina Sovi Lahagu alias ISL yang tercatat sebagai karyawan perkebunan sawit PT MMJ Tahap II Selatan Pulau Rupat.
ISL menculik IWG anak pasangan Faaso Gulo (alm) dan Meriana Gulo. Pelaku dan orangtua korban awalnya tinggal serumah di perkebunan sawit tersebut.
Akibat penculikan tersebut, orangtua korban terpaksa harus meninggalkan rumah tinggalnya ke tempat abang kandungnya. Saat ini mereka tinggal bersama yang jaraknya kurang lebih 4 jam perjalanan.
Menurut informasi, sejak IWG diculik oleh pelaku, sang anak mengalami kekerasan dan penyiksaan dengan disiram air panas ke sekujur tubuhnya, sehingga kaki dan tangan melepuh.
Lebih sadis lagi, kabarnya sang anak juga tidak diberi makan dan dikurung dalam rumah pelaku. Melihat situasi itu, seorang tetangga pelaku yang tak jauh dari lokasi menolong korban dan tinggal bersama mereka karena rasa kasihan.
Mendengar kabar IWG diculik dan dirampas haknya, abang korban, Soja Arisman Gulo marah dan geram. Ia berencana akan segera melaporkan kejadian itu ke Polres Bengkalis, Polda Riau.
Soja Arisman Gulo mendengar sang adik juga dianiaya pelaku dan menyiramkan air panas ke tubuh korban di PT MMJ Tahap II Selatan Pulau Rupat.
Kepada wartawan, Kamis (23/3/2023), Soja Arisman Gulo menceritakan awal mula kejadian itu terkait utang piutang. Dimana orangtua korban tinggal serumah dengan pelaku di perkebunan sawit di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
Dikatakan Soja, ia tahu kejadian itu dari seorang pemborong atau SPK berinisial NDR yang mengutus seseorang menghubungi dirinya mengabarkan bahwa ibunya bernama Meriana Gulo (juga ibu korban) meninggal dunia, dan menyuruhnya datang ke lokasi perkebunan tersebut.
"Kalau kamu tidak datang kami akan segera menguburkan jenazah orang tuamu," kata Soja Arisman Gulo menirukan ucapan sipenelepon, Kamis (23/3/2023).
Lalu kemudian, karena sudah terdesak sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, agar cepat tiba di lokasi ia berangkat dan bergegas menuju perkebunan ke rumah orangtuanya.
Tiba di sana Soja Arisman Gulo bertanya kepada orang yang ada di PT MMJ tepatnya Afdeling 1 menanyakan apakah benar bahwa orangtua bernama Meriana Gulo meninggal dunia.
Lalu dijawab warga belum ada mendengar kabar tersebut, lantaran sebut warga, biasanya kalau ada yang meninggal dunia pasti di umumkan lewat orari atau HP.
"Sampai ketemu orang yang kedua kalinya tetap mengatakan tidak ada mendengar ada meninggal dunia. Saya makin penasaran dengan informasi yang disampaikan orang tersebut," tambahnya.
Karena penasaran, Soja menelepon balik yang mengabarkan pertama orangtuanya meninggal dunia. Upaya pun berhasil dan diujung telepon ia disuruh menunggu dan akan dijemput dua orang.
Ketika si penjemput datang, ia pertanyakan apakah benar orangtuanya meninggal dunia, akan tetapi kedua orang itu tak bisa menjawab, dan herannya keduanya malah saling tuding-menuding atas pertanyaan tersebut.
Kemudian, Tak berapa lama datang segerombolan delapan sepeda motor sambil mengantarkan kedua orangtuanya sembari mengatakan bawa orangtuamu ikut samamu.
"Tak masalah saya bawah orangtuaku dan mengenai utang piutang akan saya cicil," jawabnya pada gerombolan orang itu.
Soja Arisman Gulo kembali menyampaikan kepada orang yang menculik adeknya. Ia menegaskan bahwa semua keluarga akan dibawa pergi, sedangkan mengenai utang piutang orangtua akan dicicil.
Namun, seseorang diketahui berinisial SND mengatakan tidak bisa membawa semua keluarganya dan harus ada satu orang tinggal sebagai jaminan.
"Di saat itulah terjadi dugaan penculikan dan perampasan adeku, dan dibilangnya sebagai jaminan adek saya ditahan. Saya sudah bersikeras menahannya dan berdebat tetapi mereka tetap memaksa membawa adekku," ungkap Soja Arisman Gulo.
Di tengah persoalan yang mereka alami, sebut Soja, Tuhan berkehendak lain, orangtua laki-laki bernama Faaso Gulo meninggal dunia, dan sejak itu tak pernah lagi melihat sang adik yang diculik.
*Kronologis Korban Mengalami Kekerasan*
Beberapa hari kemudian, Soja Arisman Gulo terkejut mendengar kabar adeknya (korban) sudah disiram air panas oleh pelaku. Dirinya menelpon yang menolong korban, dan membenarkan kabar tersebut dimana korban disiram air panas oleh pelaku.
Untuk meyakinkan adeknya disiram air panas, Soja menelpon warga inisial disana Ina AY, diujung telepon ia pun membenarkan kabar itu dan semakin hancurlah hatinya, mengingat adeknya masih kecil dan tidak tahu apa-apa.
'Langsung saya menghubungi orang yang dimaksud, apakah benar adek saya ada disitu, di jawabnya ya sekaligus mengatakan sudah disiram air panas oleh ISL," katanya, seraya menyebut adeknya telah dibawa berobat.
Soja hanya pasrah tanpa ada perlawanan terhadap mereka yang sudah menganiaya adeknya dan ia akan tempuh jalur hukum yang berlaku.
"Saya hanya pasrah, sepenuhnya menyerahkan kepada pihak kepolisian agar adek saya tetap sehat dan bisa kembali ke rumah. Saya berharap adekku kembali dan melihat mama kami yang sedang sakit. Kami akan membuat laporan ke polisi untuk meminta keadilan atas kejadian ini," pungkasnya berurai air mata.
(MP Septian Hernanto)