MPnews.Medan - Kitab Ulangan adalah kitab yang terakhir yang ditulis oleh Musa, dimana Musa menekankan agar setiap umatnya tetap berada dalam jalurnya Tuhan. Tidak jarang Musa melihat umat Tuhan dalam pelayanannya menyimpang dari kebenaran yang seharusnya dimiliki oleh umat Tuhan. Oleh sebab itu firman Tuhan menekankan dalam ayat 15-20, bahwa apapun keadaan umat Tuhan, kita harus memilih apakah kita bersandar kepada Tuhan atau kepada yang lain. Masa Musa berbeda dengan masa sekarang, dimana mungkin lebih berat daripada masa yang dialami Musa. Oleh sebab jika kita sebagai orang percaya tidak kuat dalam pondasi iman maka kita akan lepas daripada sandaran kepada Tuhan. Dalam bahasa Indonesia, bersandar diartikan sebagai bertopang, bertumpu, bersangga atau berlabuh. Jadi kita belajar bagaimana ciri-ciri umat Tuhan yang benar-benar bersandar kepada Tuhan.
1. Memiliki kompas rohani(Ulangan 30:16-17).
Jika kita dengan teliti dari ayat 16-17, artinya Allah menekankan kita untuk kita tidak tersesat dalam mengambil keputusan atau tujuan. Oleh sebab itu pastikan kita memiliki yang namanya kompas kerohanian, agar kita tidak tersesat dalam menjalani kehidupan kita didalam Tuhan. Kompas adalah alat dimana agar kita tidak tersesat untuk mencapai tujuan. Dalam ayat 16 dikatakan bahwa umatNya harus 'hidup menurut jalan yang di tunjukanNya dan berpegang pada perintahNya', inilah kompas yang seharusnya dimiliki oleh orang percaya agar bersandar kuat didalam Tuhan(Firman Tuhan). Kompas (Firman Tuhan) adalah mutlak harus di hidupi oleh orang percaya, karena ini adalah kunci agar kita sebagai orang percaya tidak tersesat dalam perkembangan jaman. Tidak sedikit sekarang orang percaya mudah dan lepas dari sandaran Tuhan, sehingga mudah terombang-ambingkan oleh situasi dan keadaan, sehingga mempengaruhi tujuan dan tersesat dalam hidupnya. Orang yang mudah tersesat adalah orang yang memiliki kompas yang tidak berfungsi atau sudah tidak lagi membaca firman dan tidak berdoa kepada Tuhan. Jadi pastikan pastikan kita menjaga kompas kerohanian kita dengan baik, sehingga kita mencapai tujuan dan terus bersandar kepadaNya.
2. Memiliki Tali rohani yang kuat(Ulangan 30:20).
Pada umumnya jika sebuah kapal dalam perjalanan namun ada badai, maka kapal tersebut akan mencari tepian atau menjatuhkan jangkar untuk bersandar agar tidak tergoncangkan oleh badai, dan itu diperlukan tali yang kuat agar tidak lepas dari sandaran di tepian. Didalam Tuhan kita juga harus bersandar pada Tuhan dengan kuat, agar kita tidak lepas dari Tuhan. Dalam ayat 20, kita dapat melihat bahwa firman Tuhan menekankan kata 'berpaut' artinya sebagai orang percaya yang paling utama adalah memiliki hubungan yang akurat dengan Tuhan. Saya mendapati bahwa tali rohani kita adalah berbicara tentang hubungan kita dengan Tuhan(berpaut pada Tuhan). Jadi sebagai orang percaya adalah hal mutlak bagi kita untuk memiliki hubungan yang kuat(tali rohani) kepada Tuhan didalam hidup kita. Jangan biarkan keadaan atau situasi(badai) membuat kita lepas dari genggaman Tuhan. Oleh sebab itu terus bangun hubungan kita dengan Tuhan, jangan biarkan kemalasan, keadaan, situasi membuat kita lepas dari Tuhan. Jika sebuah kapal sedang bersandar, dan tali nya untuk bersandar putus, maka kapal tersebut akan lepas dari sandaran, dan terbawa oleh arus dengan tidak menentu kemana arahnya. Begitu juga dengan kita, jangan biarkan situasi kita membuat kita melepaskan tali rohani kita didalam kebersandaran kepada Tuhan, sehingga kita semakin jauh dariNya.
Kesimpulan: Jadi orang yang bersandar kepada Tuhan adalah orang-orang yang tidak tersesat dalam tujuannya sekalipun banyak goncangan atau badai yang menerpa tidak akan mudah goyah. Oleh sebab itu pastikan kita selalu bersandar kepada Tuhan dengan memiliki kompas rohani yang baik, dan keterhubungan(tali rohani) dengan Tuhan secara akurat. Amin
Ev. Ariston Napitupulu M.Th