MPnews.Medan - Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus adalah salah satu pernyataan juga dalam hidup Paulus, dimana dia menyatakan bahwa hidupnya adalah karena kasih karunia Allah yang di nyatakan dalam hidupnya. Paulus pada masa hidupnya sebelum mengenal Yesus, dia adalah salah satu seorang yang menentang dengan keras atas siapa yang menjadi pengikut Yesus. Paulus juga dinyatakan bahwa dia sebelumnya adalah orang yang sangat sadis dalam dalam memerang orang-orang yang percaya kepada Kristus. Namun Tuhan Yesus yang adalah kasih(1 Yohanes 4:8), juga memberikan kasih karunia kepada Paulus. Artinya tidak ada pengecualian bagi kasih Kristus, karena semua orang dikasihiNya termasuk orang yang tidak percaya. Kasih karunia adalah kuasa Allah yang senantiasa menyertai orang-orang percaya melalui kehadiran Roh Kudus dalam melayani dan menjalankan kehendak Allah. Kasih karunia adalah hadiah yang kita terima padahal kita tidak layak menerimaNya. Oleh sebab itu Paulus menyadari bahwa hidupnya yang sekarang adalah pemberian dari Allah atas hidupnya yang begitu besar dirasakannya, sehingga dia mendedikasikan hidupnya secara penuh dalam panggilannya. Oleh sebab itu kita akan belajar bagaimana cara agar kita menerima dan hidup dalam kasih karunia dari Allah secara cuma-cuma.
1. Allah memberi tidak dengan melihat latar belakang tetapi dengan pembaharuan (Efesus 2:1-7).
Jelas ayat ini menunjukan bahwa Allah memberi kasih karunia tidak melihat latar belakang kita, tetapi melihat siapa kita sekarang. Artinya Allah akan memberikan kasih karuniaNya kepada orang-orang yang mau meninggalkan masa lalunya yang menghambat hidupnya dekat sama Tuhan atau memperbaharui diri secara terus menerus(Kolose 3:10). Ada banyak orang ketika sudah menjadi orang percaya, rajin beribadah, doa dan sebagainya, masih melalukan kebiasaan-kebiasaan yang lama, yang dimana kebiasaan tersebut membuat kita jauh daripada Tuhan. Jadi kenapa kita tidak dapat menerima karunia Allah adalah salah satunya masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang lama yang membuat kita jauh daripada Tuhan atau tidak ada pembaharuan. Oleh sebab itu, seharusnya sebagai orang percaya pertobatan harus terjadi bagi setiap orang percaya yang mau menerima kasih karuniaNya. Contoh: Jika seseorang ingin menerima hadiah atau sesuatu, maka orang tersebut akan melakukan segala sesuatunya untuk meraih hadiah tersebut apapum resikonya. Oleh sebab itu pastikan kita menjadi orang-orang yang terus diperbaharui.
2. Allah memberi dengan melihat iman kita(Efesus 2:8).
Iman dalam alkitab berbicara tentang "kepercayaan penuh(total)". Artinya iman yang Tuhan inginkan adalah iman yang tidak tanggung-tanggung, tidak setengah. Ayat ini jelas mengatakan bahwa orang-orang yang menerima kasih karunia Allah adalah orang-orang yang memiliki iman yang penuh(total). Dalam iman tidak ada keragu-raguan, dalam iman tidak ada pertimbangan. Tidak sedikit kita melihat ada banyak orang percaya pada jaman akhir ini sudah tidak memiliki iman yang seharusnya dalam hidup sebagai orang percaya. Ketika memiliki masalah, ketika sakit penyakit menerpa, dan sebagainya, malah lari ke perdukunan. Saya secara pribadi jika ada orang yang sakit tidak melarang orang minum obat ketika sakit, karena Tuhan juga bisa memakai segala sesuatunya dalam melakukan mukjizat. Namun yang menjadi pertanyaan, seringkali ketika orang percaya mengalami sakit penyakit, lalu berdoa dengan iman akan sembuh, namun tetap minum obat, maka imannya patut dipertanyakan. Sekali lagi saya katakan tidak salah kita minum obat, namun yang perlu kita perhatikan adalah iman percayanya. Jadi jika ingin menerima kasih karunia dan mukjizat, pastikan juga bahwa iman kita tidak setengah-setengah.
3. Allah memberi dengan cuma-cuma bukan dengan usaha kita(Efesus 2:8-10).
Dalam ayat ini jelas kitakan bahwa kasih karunia itu adalah pemberian dari Allah dan bukan karena usaha kita. Artinya kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita bukan karena kita sering berdoa, menyembah dan mengikuti persekutuan, tetapi karena pemberian Allahlah secara cuma-cuma bagi setiap orang percaya. Artinya orang yang menerima pemberian, berkat atau kasih karunia adalah orang-orang yang tidak tinggi hati(sombong). Jadi jelas penyembahan yang kita lakukan bukanlah keinginan Allah, tapi menjadi keharusa atau gaya hidup kita untuk menunjukan rasa syukur kita atas kasih karuniaNya. Artinya juga adalah jika Allah memberkati kita dengan berkat melimpah, kesehatan, panjang umur, jangan biarkan itu menjadi kesombongan, karena itu adalah pemberian Allah. Jadi jika kita menjadi berkat bagi orang lain, maka menjadi berkatlah secara cuma-cuma kepada orang lain tanpa meminta imbalan.
Kesimpulan: Jadi jelas bahwa Allah memberikan kasih karunia kepada orang-orang yang percaya secara cuma-cuma. Jangan lihat latar belakang kita yang dahulunya buruk namun perbaharuilah diri kita, karena Allah memandang kedepan siapa kita sekarang. Oleh sebab itu pastikan pertobatan terus terjadi dalam hidup kita untuk menuju kesempurnaan didalam Tuhan. Pastikan iman kita terus bertumbuh dengan baik dan benar, karena iman kita menentukan kita menerima kasih karunia daripada Allah atau tidak. Kerendahan hati adalah cara agar kita tidak sombong dalam hal kasih karunia yang diberikan oleh Allah kepada kita. Amin
Ev. Ariston Napitupulu M.Th