Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.


Renungan Minggu : Menghadapi Tantangan Didalam Tuhan Nats: Kisah Para Rasul 7:54-60

Editor: MediaPendampingNews.com author photo


MPnews.Medan  -  Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat/bertujuan menggugah kemampuan. Tantangan juga merupakan ancaman atau sesuatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan yang dilandaskan secara konsepsional. Setiap orang tidak lepas daripada tantangan demi tanganan yang dihadapi. Orang percaya justru semakin besar tantang demi tantangan yang datang dikehidupan kita. Stefanus juga demikian, dimana dia menghadapi tantangan yang besar didalam pelayanannya, bahkan hingga mati didalam Kristus. Jadi Stefanus adalah salah satu tokoh yang berhasil didalam alkitab yang berjuang dalam melewati tantangan, bahkan sampai mati didalam Kristus. Oleh sebab itu kita akan belajar bagaimana seorang Stefanus dalam mengatasi tantangan yang dihadapinya, sehingga dia berhasil melewati semua tantangan yang ada didepannya.



1. Menghadap kelangit(mata, hati,pikiran tertuju kepada Tuhan) dan penuh dengan Roh Kudus. Kisah Para Rasul 7:55


Sikap ini adalah sikap atau respon Stefanus ketika dia sedang dalam penganiayaan didalam pelayanannya. Ada begitu banyak orang yang menganiayanya pada saat itu, namun dia memilih tetap matanya, hatinya, pikirannya tertuju kepada Tuhan, sehingga dia tidak terpengaruh dengan penganiayaan atau tantangan yang dia sedang hadapi. Respon Stefanus ketika dianiaya, difitnah dan sebagainya, dia penuh dengan Roh Kudus, bukan penuh dengan kemarahan, kebencian dan balas dendam. Sikap ini adalah hasil dari kehidupannya didalam Tuhan, yang penuh dengan Roh Kudus. Artinya kehidupan kerohanian Stefanus sudah tidak diragukan lagi, karena mata, hati dan pikirannya tertuju kepada Tuhan. Ada banyak orang kenapa sangat sulit menghadapi tantangan atau persoalan yang dihadapinya, karena disebabkan hatinya, matanya, dan pikirannya tidak tertuju kepada Tuhan. Sehingga ketika hati, pikiran dan mata kita tidak tertuju kepada Tuhan, maka keputusan yang salahlah yang kita ambil, sehingga menimbulkan emosi yang menghasilkan kekerasan, korupsi, kecurangan, fitnah, pembalasan dan bahkan kematian. Oleh sebab itu pastikan kehidupan kita, mata, hati, dan pikiran kita terus tertuju kepada Tuhan, agar apapun tantangan yang kita hadapi, menghasilkan keberhasilan didalam Tuhan.



2. Mengeluarkan Perkataan Iman(perkataan yang memberkati). Kisah Para Rasul 7:55-56.


Dalam ayat 56 ini, sebenarnya posisi dan keadaan Stefanus sangat menderita, tetapi dia masih sanggup mengatakan atau fokus kepada imannya yang melihat atau tertuju kepada Tuhan. Artinya sekalipun keadaan Stefanus menderita, dipukuli, disiksa, dia tetap mengeluarkan perkataan iman atau perkataan berkat, dan bukan perkataan mengadu kepada Tuhan untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang menganiayanya. Inilah prinsip Stefanus sehingga dia penuh dengan Roh Kudus, karena setiap perkataanya adalah perkataan iman atau perkataan berkat. Ada banyak orang ketika mengalami tantangan, baik besar atau kecil, namun seringkali kita mengeluarkan perkataan yang buruk, dan bahkan mengutuki masalah tersebut, sehingga masalah bukannya semakin selesai tetapi semakin besar. Artinya perkataan kita sangat menentukan masa depan kita, dimana kita berakhir dengan kemenangan didalam Kristus atau tidak. Jadi pastikan kita menjaga perkataan kita, sehingga kita mampu mengatasi masalah dengan tuntunan Roh Kudus.


3. Melepaskan pengampunan(kasih). Kisah Para Rasul 7:60


Ini adalah salah satu prinsip yang dipegang oleh Stefanus, dimana dia memiliki kasih terhadap orang-orang yang menganiaya nya. Sebenarnya Stefanus bisa saja berpeluang untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang menganiaya nya ketika dia melihat Yesus dan mengadukannya. Namun dia tidak mengambil keputusan tersebut, karena dia telah belajar dari teladan Yesus, sehingga apapun yang terjadi padanya dia tetap mengasihi orang-orang yang menganiaya nya. Ini adalah prinsip Stefanus dalam menghadapi tantangan, dimana dia  melepaskan kasih terhadap orang lain. Artinya kalau kita memiliki kasih, maka tidak  ada pikiran kita untuk memfitnah, membenci, iri hati dan dengki. Banyak orang pada zaman sekarang ketika mengalami tantangan, masalah, fitnah dan sebagainya, justru malah mengutuki atau membalas dendam kepada orang-orang tersebut, sehingga masalah yang timbul semakin berkepanjangan, dan menimbulkan kehancuran. Oleh sebab itu, sebagai orang percaya yang benar, ketika menghadapi tantangan, masalah, fitnah dan sebagainya, pastikan kita memiliki kasih didalam Kristus, maka hasil yang terbaik akan kita terima.


Kesimpulan: Jadi jangan biarkan tantangan demi tantangan menghalangi iman percaya kita untuk bertumbuh, karena imam kita yang benar menghasilkan keputusan yang benar. Oleh sebab itu, pastikan mata, hati, dan pikiran kita tertuju kepada Yesus Tuhan kita, sehingga perkataan yang kita katakan bukanlah perkataan kutuk, tetapi perkataan berkat. Oleh sebab itu, milikilah kasih yang besar, karena kasih juga mempengaruhi keberhasilan kita dalam menghadapi tantangan yang ada. Amin




Ev. Ariston Napitupulu. M.Th

Share:
Komentar

Berita Terkini